Rabu, 24 Mei 2017

Sebab Akibat Dari Hoax dan Objektivitas Penentu Kebenaran



Aturan utama sebagai pengguna internet adalah 'tidak mudah percaya pada semua yang Anda baca di internet'. Hal itu terutama terjadi ketika Anda menemukan beberapa berita spektakuler dan sensasional yang terkesan tidak rasional yang biasanya Anda lihat di Facebook atau Twitter dan jejaring sosial lainnya.

Saat ini, dengan teknologi yang semakin berkembang dapat memudahkan kita untuk mendapatkan informasi melalui jejaring sosial secara gratis. Namun itu bukan berarti Anda menelan mentah-mentah semua informasi, setidaknya Anda wajib memverifikasi kebenaran konten berita dan mempertimbangkan sumbernya sebelum berbagi kepada teman-teman.

Banyaknya cerita palsu yang beredar di internet dalam bentuk berita maupun pesan broadcast, Anda harus lebih cerdas dari smartphone Anda dalam menyaring setiap informasi yang Anda terima. Hoax yang beredar ada yang sengaja dibuat dan ada juga yang tidak sengaja dengan memainkan asumsi.

Populasi manusia di dunia tercatat lebih dari 7 miliar, 3,5 miliar aktif sebagai pengguna internet dan 2,3 miliar orang di seluruh dunia adalah pengguna media sosial aktif. Dengan jumlah pengguna internet dan media sosial yang cukup besar, dunia nampaknya lebih kecil karena menjamurnya aplikasi yang tersedia untuk kebutuhan komunikasi alam maya.


Dengan menggunakan media sosial, Anda dapat dengan mudah berbagi informasi berita kepada teman yang jaraknya hingga ribuan kilometer tanpa terkendala jarak dan waktu, hal ini bisa menjadi sebuah anugerah dan bisa sebuah bencana, itu tergantung bagaimana cara Anda membagikannya apakah melalui proses tabayyun atau secara sembarangan sesuka hati.

Di satu sisi bila digunakan secara positif, Anda dapat menggunakan media sosial untuk hal yang bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Tapi saat hoax yang Anda bagikan hingga menyebarkan kebencian dan mengobarkan amarah, maka Anda telah menyesatkan teman-teman Anda dan tanpa disadari Anda adalah provokator dunia maya.

Sejatinya hoax atau berita palsu akan lebih menyebar dengan cepat dan luas dibanding berita sah. Saat ini situs media sosial terpopuler adalah Facebook, hampir semua orang yang Anda kenal pasti memiliki akun Facebook. Tidak heran jika berita palsu yang menyebar di internet pasti juga akan menyebar di Facebook, bahkan tidak sedikit hoax yang awal peredarannya dari Facebook lalu menyebar ke internet.

Salah satu jenis hoax yang digunakan hoaxers dengan menggunakan gambar palsu atau gambar yang tidak ada korelasinya dengan klaim. Pepatah lama mengatakan, satu gambar berbicara seribu kata. Dengan hanya melihat gambar dan caption yang ditampilkan, biasanya seseorang dapat dengan mudah langsung mempercayai.


Untuk mengetahui gambar sebenarnya dari sebuah kejadian, perayaan, skandal, tragedi dan lainnya yang terjadi di seluruh dunia, Anda bisa menggunakan Yahoo! News Photo Gallery yang memungkinkan pengguna melihat berita dunia terbaru dalam bentuk gambar atau Reuters Picture di mana berita dalam bentuk galeri gambar dari seluruh dunia ditampilkan. Jika Anda ingin menelusuri keterangan tentang gambar, bisa menggunakan Google Images, tineye.com atau imageraider.com.

Pada dasarnya kategori hoax beraneka macam, seperti hoax kesehatan, hoax teknologi, berita palsu (sumber berita dari situs satir), hoax astronomi, foto hoax, teori konspirasi, mitos, penipuan, sains, sejarah, hoax video dan lainnya.

Dalam hal apapun, memverifikasi kebenaran dari setiap berita yang Anda terima sangatlah penting sebelum membaginya agar Anda tidak terlihat bodoh di mata teman-teman karena kerap menyebarkan berita palsu. Banyak cara memverifikasi suatu berita, seperti menggunakan mesin pencarian Google untuk mencari berita pembanding.

Sejatinya seseorang yang mudah terjerat hoax disebabkan gullibility (sifat mudah tertipu). Seorang gullibility sangat rentan dieksploitasi dan dimanfaatkan oleh orang lain. Sejatinya setiap manusia memiliki sifat gullibility, namun dalam tingkatan berbeda-beda. Setiap orang akan menjadi gullibility dalam kondisi berhadapan dengan sesuatu yang sangat disukai atau dibenci, misalnya informasi positif tentang orang yang disukai/idola, atau informasi negatif tentang seseorang yang dibenci.

Seorang gullibiltiy bertanggungjawab atas keputusannya, mengatakan "ya", yang seharusnya ia mengatakan "tidak". Selain itu gullibility dipengaruhi oleh gangguan penilaian dan kepercayaan berlebihan. Sejatinya gullibility adalah korban atas perilaku negatifnya yang mudah ditipu dan mudah percaya, jika tidak segera diatasi maka sepanjang hidupnya akan selalu menjadi target eksploitasi penipuan.


Mulai dari sekarang Anda harus mencoba memutus mata rantai peredaran hoax, semua berawal dari diri sendiri dengan mengedepankan objektivitas tanpa kebencian kepada pihak manapun. Setiap orang mampu mengidentifikasi hoax yang berasal dari objek luar pikirannya, namun tidak semua orang mampu mengidentifikasi hoax yang berasal dari objek dalam titik pribadi.

Makna kebenaran bukan tentang menemukan fakta-fakta objektif secara pribadi dari pengalaman hidup, kebenaran ditemukan dalam bagaimana seseorang berhubungan dengan pengalaman-pengalaman pribadi dan orang lain. Pada dasarnya, setiap orang tidak akan dapat menemukan kebenaran dengan caranya sendiri, menentukan kebenaran harus mempelajari setiap kebenaran dari berbagai sudut pandang dengan menempatkan diri pada posisi yang berbeda-beda (berhubungan satu sama lain).

Logika bukanlah rumus pasti dalam menemukan kebenaran. Terkadang kita harus menyentuh api untuk dapat mengetahui seberapa panas yang dihasilkan oleh api. Pada hakekatnya kebenaran selalu tersembunyi, jangan pernah berharap menemukan kebenaran dalam teori paradigma. Sejatinya kita tidak akan mungkin mendapatkan jawaban dari pertanyaan, jika pertanyaan enggan untuk hinggap untuk menyapa kebenaran. Kebenaran bukan milik semua orang, namun hanya untuk mereka yang mencarinya.

Salam YukViral.

Related Posts

Sebab Akibat Dari Hoax dan Objektivitas Penentu Kebenaran
4/ 5
Oleh